Konon, orang yang terlalu
banyak mengetahui adalah orang yang menderita. Tahu adalah derita. Sebab
seringkali ia diikuti dengan otak yang berpikir, hati yang tersakiti, atau
tuntutan pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu sebagai konsekuensi dari
mengetahui. Living is easy with eyes
closed. Hidup ini mudah dengan mata terpejam. Begitu senandung The Beatles
lewat Strawberry Fields Forevernya.
Sulit bagi saya untuk tidak mengasosiasikan baris tersebut dengan kemudahan
hidup jika tidak mengetahui apa-apa (atau bahkan tidak mau mengetahui apa-apa).
Sayangnya, hidup tidak
bisa kita jalani dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Proses pencarian
(pengetahuan), bagi saya, adalah salah satu dari beberapa hal yang menggerakkan
manusia dalam hidupnya. Tapi, tentu saja, tak ada salahnya kalau sesekali kita
memejamkan mata. Menarik diri sejenak dari apa-apa yang potensial membuat kita
menderita. Sambil memikirkan yang indah-indah. Hangatnya pelukan ibu, saat
pertama kali kencan dengan pacar, kebiasaan ayah mengantar jemput saat kita
sekolah, kebanggaan saat jadi juara kelas, pujian-pujian atas pencapaian
selama ini, anak yang kamu ajar di sebuah rumah belajar akhirnya bisa sekolah lagi,
teman-teman yang selalu ada untukmu atau bahkan memikirkan bahwa keadaan dunia
yang lebih baik itu mungkin terjadi. Terserah. Pilih saja hal yang membahagiakan itu. Dan ambillah semangat yang kamu dapatkan
dari seperkian detik "mata terpejam"mu.
kebiasaan yg baik di pagi hari: pejamkan mata, ingat yang baik2, lupakan yang buruk2, kemudian bersiap untuk memulai hari :)
ReplyDelete