Semuanya berawal dari
kesediaan saya mengantar kerabat papa ke pengobatan tradisional Cina tadi pagi.
Setelah terkena stroke, ia, yang
sempat dirawat berbulan-bulan di rumah sakit, harus menjalani rawat jalan. Tak
hanya pengobatan medis, pengobatan tradisional juga dijalaninya. Setelah terbaring
lama di rumah sakit, kemampuannya dalam bergerak (meski masih butuh bantuan
tongkat dan, kadangkala, kursi roda) sekarang ini adalah kemajuan pesat.
Berinteraksi dengannya
membuat saya mengingat beberapa hal. Saya jadi ingat bahwa saya kecil beberapa
kali seruangan dengannya dan papa saat mereka membicarakan hal-hal yang tidak
saya ketahui. Saya jadi ingat kalau ia pernah membawakan dua kotak cokelat yang dibelinya di
pesawat untuk saya setelah ia datang dari Jakarta ke Palu. Waktu itu saya
bungah sekali. Pun saya ingat caranya bercanda dengan saya kecil. Seketika saya
yang berumur di bawah sepuluh tahun hadir dalam ingatan. Pagi ini, kehadiran
saya kecil makin terasa dalam diri saya.
Adalah sebuah stiker yang
menyebabkan hal itu. Stiker yang tak sengaja saya lihat saat hendak mengambil
minum di dapur mereka. Ia menempel di kardus penanak nasi yang terletak di
bawah meja dapur. Stiker yang pernah menempel di lemari-lemari buku papa.
Stiker yang pernah menempel di cermin yang sering saya gunakan untuk berkaca
sejak SD hingga SMP. Saya menemukan sesuatu yang begitu personal, yang pernah
lama jadi bagian rumah saya, di rumah orang lain. Segera saya ambil gambar
stiker itu dengan kamera. Jepret! Stiker dari masa kecil itu saya tangkap.
Sedang kenangan dari masa kecil balik menangkap saya hingga malam ini.
Inilah stiker yang saya maksud. |
Jika ada yang tertarik untuk mengetahui info terkait stiket di atas, silakan masukan kata kunci PLTA Lore
Lindu ke dalam kotak pencarian google.
Akan ada beberapa artikel yang bisa memberikan informasi terkait stiker di
atas. Tulisan berikut mungkin juga bisa membantu memberi gambaran tentang
konteks dari stiker di atas.
Konteks dari
stiker itu baru saya tahu setelah saya beranjak besar. Saya kecil tidak paham
apa maksud dari stiker itu dan kenapa ia ditempel di perkakas rumah saya. Yang
saya tahu, mama sering bilang, sambil menunjuk stiker itu, “Papa lagi kerja
untuk itu.” tiap papa tidak balik ke rumah untuk beberapa saat. Pekerjaan papa
memang membuat ia jadi sering bepergian sehingga jarang di rumah. Sebagai
penggantinya, ada banyak buku, jurnal, majalah, poster, dan stiker yang
menemani kami di rumah. Dulu, tiap rindu papa papa, saya kecil selalu
mengambil apa saja yang bisa dibaca dari lemari-lemari bukunya. Mengerti atau
tidak selalu jadi urusan nanti. Bisa juga dengan sesederhana membaca kalimat-kalimat
(yang beberapa kosakatanya tidak saya pahami) di poster-poster yang
ditinggalkannya di rumah. Atau sekedar melihat stiker-stiker yang menempel di
beberapa perkakas rumah kami. Stiker di atas salah satunya. Stiker itu dulu
jadi istimewa sebab ia selalu bisa mengobati rindu saya akan papa. Hari ini
saya saya bertemu dengannya lagi. Bedanya, ia tidak mengobati rindu saya
akan papa. Ia justru membuat saya mendadak rindu pada papa.
No comments:
Post a Comment