Tuesday 8 January 2013

Stiker dari Masa Kecil



Semuanya berawal dari kesediaan saya mengantar kerabat papa ke pengobatan tradisional Cina tadi pagi. Setelah terkena stroke, ia, yang sempat dirawat berbulan-bulan di rumah sakit, harus menjalani rawat jalan. Tak hanya pengobatan medis, pengobatan tradisional juga dijalaninya. Setelah terbaring lama di rumah sakit, kemampuannya dalam bergerak (meski masih butuh bantuan tongkat dan, kadangkala, kursi roda) sekarang ini adalah kemajuan pesat. 

Berinteraksi dengannya membuat saya mengingat beberapa hal. Saya jadi ingat bahwa saya kecil beberapa kali seruangan dengannya dan papa saat mereka membicarakan hal-hal yang tidak saya ketahui. Saya jadi ingat kalau ia pernah membawakan dua kotak cokelat yang dibelinya di pesawat untuk saya setelah ia datang dari Jakarta ke Palu. Waktu itu saya bungah sekali. Pun saya ingat caranya bercanda dengan saya kecil. Seketika saya yang berumur di bawah sepuluh tahun hadir dalam ingatan. Pagi ini, kehadiran saya kecil makin terasa dalam diri saya. 



Adalah sebuah stiker yang menyebabkan hal itu. Stiker yang tak sengaja saya lihat saat hendak mengambil minum di dapur mereka. Ia menempel di kardus penanak nasi yang terletak di bawah meja dapur. Stiker yang pernah menempel di lemari-lemari buku papa. Stiker yang pernah menempel di cermin yang sering saya gunakan untuk berkaca sejak SD hingga SMP. Saya menemukan sesuatu yang begitu personal, yang pernah lama jadi bagian rumah saya, di rumah orang lain. Segera saya ambil gambar stiker itu dengan kamera. Jepret! Stiker dari masa kecil itu saya tangkap. Sedang kenangan dari masa kecil balik menangkap saya hingga malam ini. 

Inilah stiker yang saya maksud.


Jika ada yang tertarik untuk mengetahui info terkait stiket di atas, silakan masukan kata kunci PLTA Lore Lindu ke dalam kotak pencarian google. Akan ada beberapa artikel yang bisa memberikan informasi terkait stiker di atas. Tulisan berikut mungkin juga bisa membantu memberi gambaran tentang konteks dari stiker di atas. 

Konteks dari stiker itu baru saya tahu setelah saya beranjak besar. Saya kecil tidak paham apa maksud dari stiker itu dan kenapa ia ditempel di perkakas rumah saya. Yang saya tahu, mama sering bilang, sambil menunjuk stiker itu, “Papa lagi kerja untuk itu.” tiap papa tidak balik ke rumah untuk beberapa saat. Pekerjaan papa memang membuat ia jadi sering bepergian sehingga jarang di rumah. Sebagai penggantinya, ada banyak buku, jurnal, majalah, poster, dan stiker yang menemani kami di rumah. Dulu, tiap rindu papa papa, saya kecil selalu mengambil apa saja yang bisa dibaca dari lemari-lemari bukunya. Mengerti atau tidak selalu jadi urusan nanti. Bisa juga dengan sesederhana membaca kalimat-kalimat (yang beberapa kosakatanya tidak saya pahami) di poster-poster yang ditinggalkannya di rumah. Atau sekedar melihat stiker-stiker yang menempel di beberapa perkakas rumah kami. Stiker di atas salah satunya. Stiker itu dulu jadi istimewa sebab ia selalu bisa mengobati rindu saya akan papa. Hari ini saya saya bertemu dengannya lagi. Bedanya, ia tidak mengobati rindu saya akan papa. Ia justru membuat saya mendadak rindu pada papa.

No comments:

Post a Comment